Selasa, 23 Juni 2009

SEKILAS TENTANG LUDRUK RRI SURABAYA

SEKILAS TENTANG LUDRUK RRI SURABAYA



Ludruk RRI Surabaya
Radio Republik Indonesia yang semula sebagai salah satu unit pelaksana Teknis Departemen Penerangan memasuki babak baru seiring bergulirnya roda reformasi menjadi Perusahaan Jawatan dibawah Departemen Keuangan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 37 tahun 2000, kemudian muncul Undang Undang nomor 32 tahun 2002 tentang Penyiaran pada Pasal 14 mengamanatkan RRI sebagai lembaga penyiaran publik berbentuk badan hukum yang didirikan Negara, bersifat independent, netral, tidak komersial, dan berfungsi memberikan layanan untuk kepentingan masyarakat. Selaku Lembaga Penyiaran Publik, RRI mempunyai tugas memberikan pelayanan informasi, pendidikan,hiburan yang sehat, control dan perekat social serta melestarikan budaya bangsa, untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat melalui penyelenggaraan siaran radio yang menjangkau seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam rangka tugas RRI sebagai pelestari budaya bangsa maka RRI Surabaya berkewajiban untuk melestarikan berbagai macam bentuk kesenian, yang di antaranya adalah seni Ludruk.
Keberadan seni ludruk di RRI Surabaya yang selanjutnya disebut Ludruk RRI ini senantiasa mendapatkan tanggapan yang positip dari berbagai kalangan masyarakat.
Disamping itu RRI Surabaya sebagai media yang hingga saat ini masih setia dan terus menyiarkan acara ludruk,tetap dan terus pada komitmen untuk menjadikan Ludruk sebagai ciri khas RRI Surabaya.
Ludruk RRI Surabaya dianggap oleh masyarakat sebagai ludruk pemerintah, dimana anggota ludruk adalah terdiri dari pegawai negri sipil (PNS) Lembaga Penyiaran Publik (LPP) RRI dan pegawai honorer RRI Surabaya.
Ludruk RRI Surabaya siaran tiga kali seminggu yaitu pada hari Senin,Selasa dan Rabu setiap jam 20.00 WIB pada pemancar AM dengan frekwensi gelombang 585 KHz, dalam bentuk rekaman. Adapun proses produksi rekaman dilakukan pada setiap hari Selasa dan Kamis. Keberadaan ludruk RRI Surabaya yang selalu ditunggu siaran-siarannya oleh pendengar, harus terus berinovasi, berkreasi tanpa meninggalkan norma-norma yang berlaku di masyarakat, sehingga keberadaan ludruk RRI Surabaya tidak saja dirasakan sebagai media hiburan belaka namun juga sebagai media informasi dan tuntunan kepada masyarakat pendengar.
Cerita demi cerita, lakon demi lakon terus menghibur masyarakat pecintanya. Tanpa kenal lelah sang sutradara mengarang dan mengarahkan cerita.
Anggota dan pendukung ceritapun tidak mau ketinggalan bagaimana supaya jalannya cerita bisa sukses sampai terdengar oleh pendengar RRI Surabaya.

1 Sejarah ludruk RRI Surabaya
Pembentukan ludruk RRI Surabaya dirintis oleh Sudino, Sumarso, Sidik Riaman,Sumadi, M.A Remu, dan Madiorini (Surati) pada tahun 1957.
Karawitan dibantu rombongan Wongsokadi dibawah pimpinan Kadir Wongsokadi. Sedangkan tokoh-tokoh ludruk luar adalah Timbul Sarisin, Katik Marsaid, Kadirasmoro, dan Duldasi. Organisasi tersebut dibawah nama Ludruk Keluarga Studio Surabaya (LKSS) pimpinan Sudino dan Sumadi. LKSS mengadakan siaran dua kali sebulan dengan penggajian honorarium seperti ludruk dari luar. Pedoman yang digunakan dalam siaran adalah:
1) memperbaiki mutu siaran
2) memudahkan pengarahan policy siaran
3) mengembangkan seni ludruk sesuai dengan keadaan jaman
4) memerluas perkembangan seni ludruk untuk masa yang akan datang.
Point 1,3 dan 4 menuntut dan memberikan peluang penggunaan artis perempuan dalam siarannya. Perubahan ini menimbulkan pro dan kontra yang luar biasa dikalangan seniman ludruk karena biasanya tokoh perempuan diperankan oleh seorang travesti (banci).
Untuk mengatasi perdebatan masalah penggunaan artis perempuan dalam kesenian ludruk, oleh pimpinan LKSS (RRI) didatangkan tokoh-tokoh ludruk untuk berdiskusi dan akhirnya dapat menerima meskipun tidak seratus persen.
Dibawah kepemimpinan Sahlan Seputro, pada tahun 1960 dibentuk tenaga tetap melalui testing namun masih terbatas tenaga karawitan dibawah pimpinan Kadir Wongsokadi dengan masa kontrak satu tahun, terdiri dari dua belas orang pengrawit dan dua orang pesinden.
Pada tahun 1961 diadakan testing ulang untuk tenaga ludruk dengan menitik beratkan pada keahlian tari Remo, Kidungan, dan drama serta pemahaman gending. Dari hasil testing diangkat empat orang seniman ludruk dengan tugas siaran empat kali siaran ludruk, dua kali besutan, dan satu kali dagelan dalam satu bulan.
Kejadian yang monumental setelah pecahnya G.30.S PKI yaitu pada tahun 1966-1978, dimana pihak militer melakukan pengawasan dengan menempatkan seorang perwira pada Ludruk RRI Suarabaya guna melakukan pengawasan terhadap materi yang disiarkan dan melakukan screening terhadap tenaga kerja RRI Surabaya.
Dimasa Orde Baru dimana RRI adalah menjadi bagian dari Departemen Penerangan RI, maka tugas ludruk RRI adalah sebagai media Pemerintah untuk menyampaikan pesan pembangunan kepada masyarakat. Pada masa ini ludruk RRI Surabaya mendapati masa kejayaan, dimana persaingan media hiburan belum seperti sekarang.
Dimasa pasca revormasi sampai sekarang ludruk RRI Surabaya tetap eksis pada tugas dan peranannya sebagai media hiburan, informasi dan pendidikan.

2 Pimpinan Ludruk RRI Surabaya
Dalam perkembangannya Ludruk RRI Surabaya mengalami
beberapa kali pergantian pimpinan seperti yang tercatat sebagai berikut:
- Tahun 1957-1961 dipipimpin oleh Sudino dan Sumadi (perintis)
- Tahun 1961-1963 dipimpin oleh ABU (samaran dari Agawe Bungahe
Umum) dengan penanggung jawab Sumadi dan Sudino
- Tahun 1963-1972 dipimpin oleh Sinandi (yang dirahasiakan) dengan
penanggung jawab Sumadi dan Sudino
- Tahun 1972-1973 dipimpin oleh Sinandi dengan penanggung jawab
Munali fatah.
- Tahun 1973-1977 dipimpin oleh Sinandi dengan penanggung jawab
Fatolah Akbar
- Tahun 1977-1981 dipimpin oleh Munali Fatah
- Tahun 1981-1983 dipimpin oleh Kancil Sutikno
- Tahun 1983-1985 dipimpin oleh Muali Widodo
- Tahun 1985-1987 dipimpin oleh Nelwan Subuhadi
- Tahun 1987-1989 dipimpin oleh Lasianah
- Tahun 1989-1998 dipimpin oleh Kancil Sutikno
- Tahun 1998- 2004 dipimpin oleh Tetep Pramono
- Tahun 2004-2009 dipimpin oleh H.Agus Ali Said atau Agus Kuprit.
- Tahun 2009 – sekarang dipimpin oleh Kukuh Setyo Budi A SE


2.4.3 Keanggotaan Ludruk RRI Surabaya
Ludruk RRI Surabaya dalam siaran mempunyai 78 (tuju
puluh delapan) anggota termasuk pengrawit (karawitan), yang terdiri dari pegawai negeri sipil (PNS) dan pegawai honorer, dibantu tenaga sukarela.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar